Iklan

Iklan

,

Iklan

JungleSea di Kalianda Jadi Warna Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi di Lamsel

14 April 2025, 09:53 WIB

KALIANDA - Grand opening JungleSea Kalianda berlangsung begitu meriah. Proses seremoni dikemas dengan anggun yang memadukan kebudayaan dan modern. Para tamu dibuat kagum dengan sambutan yang ditampilkan oleh Manajemen JungleSea Kalianda.

Manajemen JungleSea yang menggelar grand opening pada Sabtu, 12 April 2025, mengundang Forkopimda Provinsi Lampung, dan Forkopimda Lampung Selatan. Termasuk Gubernur, Kapolda, Danrem, Kapolres, Dandim, dan Bupati, meskipun ada kehadiran yang diwakilkan. Kehadiran para pejabat itu disambut langsung oleh Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo, Resza Adikreshna, yang menaungi JungleSea.

Setelah para tamu undangan berdatangan, mereka menyaksikan tarian tradisional Lampung sebagai acara pembuka. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan pita sebagai tanda persemian bahwa JungleSea telah dibuka. Prosesi pemotongan pita dilakukan oleh Resza Adikreshna bersama Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, Wakil Bupati Lampung Selatan, M Syaiful Anwar.

Ada juga Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, Dandim 0421/LS, Letkol Inf. Esnan Hariyadi, Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Intji Indriati, serta manajemen dan tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.

Beres pemotongan pita, Resza mengajak rombongan berkeliling di kawasan JungleSea untuk melihat pelbagai spot foto dan atraksi. Dalam momen itu, Resza berbincang dengan Egi dan juga Bobby. Dia menjelaskan secara detail setiap spot-spot foto, wahana, atraksi, dan fasilitas yang tersedia di JungleSea Kalianda.

Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, melihat JungleSea sebagai destinasi wisata yang memiliki keunikan di Lampung Selatan, dan Provinsi Lampung. Egi mengakui kehadiran JungleSea merupakan sebuah kebanggaan dan aset bagi jajaran Pemerintah Kabupaten Lampung yang harus dijaga.

Sejatinya, kata Egi, Lampung Selatan memiliki wilayah yang strategis. Tapi progres pembangunannya berjalan kurang cepat. Di era kepemimpinan Egi, Lampung Selatan sangat terbuka dengan investasi. Dia mengibaratkan investor seperti seorang tamu yang datang ke rumah.

"Saya ingat sebuah pesan dari Rasulullah, kalau ada tamu itu dilayani dengan sebaik-baiknya," katanya.

Suami Zita Anjani ini memahami betul kalau manajemen JungleSea telah mengeluarkan investasi yang tidak sedikit. Dengan kehadiran JungleSea, itu artinya memberikan warna baru bagi wisata di Lampung Selatan. Pembangunan JungleSea, kata Egi, bentuk kolaborasi nyata dalam pengembangan wilayah yang berbasis konsep pentahelix.

Egi menilai JungleSea memberikan dua dampak sekaligus kepada masyarakat. Dampak psikologis dan dampak ekonomi. Dari sisi psikologis, dampak yang dihadirkan oleh JungleSea adalah memberikan kesenangan bagi masyarakat. Dampak ini memberikan sarana kepada masyarakat yang belum sempat ke mancanegara.

"Psikologisnya happy, jadi secara psikologis ini menjadi sarana bagi masyarakat yang belum sempat ke Jepang, dan Timur Tengah. Paling tidak, sudah bisa merasakan suasananya," katanya.

Kemudian dari dampak ekonomi. Sisi ini membuka lapangan pekerjaan buat masyarakat sekitar, dan juga pertumbuhan UMKM. Selanjutnya dari sisi wahana, Egi bilang JungleSea memiliki wahana yang sangat lengkap. Salah satunya bangunan yang dibuat seperti Ka'bah, berikut dengan terowongannya.

"Ini ada Ka'bah, ada terowongannya juga, ada jumroh-nya, jadi lebih lengkap dari yang saya prediksi. Tadi saya survei satu-satu, mulai dari segi rutenya, ticketing, tour guide-nya," katanya.

Egi menitipkan pesan kepada Manajemen JungleSea Kalianda untuk memberi ruang kepada masyarakat lokal untuk memajukan JungleSea. Kemudian memberikan dispensasi buat masyarakat lokal untuk kuota masuk. Egi mengajak semua pihak bersama-sama berkolaborasi menjadikan JungleSea sebagai tempat yang indah.

"Kita jadikan taman, taman yang indah dan bagus supaya kupu-kupu banyak yang datang," katanya.

Direktur Utama PT Graha Andrasentra Propertindo, Reza Adikreshna, mengucapkan terima kasih karena Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan telah terbuka dan membantu pihaknya dengan maksimal. Proses pembangunan Bakrieland dari 4 hektar ke 25 hektar di kawasan JungleSea bukan hanya fisik semata, tetapi juga tentang membangun sebuah harapan akan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat sekitar.

Reza mengatakan JungleSea Kalianda hadir dengan sepenuh hati, bekerja bersama warga, membuka lapangan kerja baru, memberdayakan UMKM lokal, dan menjadikan kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kalianda. Pihaknya percaya taman ini bukan milik manajemen saja, melainkan milik semuanya.

"Milik para pedagang kecil yang kini punya tempat untuk berdagang. Milik para pemuda yang kini punya pekerjaan di kampung halamannya, dan milik anak-anak Lampung yang kini punya ruang belajar yang menyenangkan," katanya.

Ke depan, kami telah menyiapkan rencana pengembangan lebih lanjut, untuk memperluas JungleSea dan menambah fitur-fitur baru. Namun seberapa besar langkah itu, akan kami sesuaikan dengan semangat dan cinta masyarakat yang terus tumbuh bersama kami.

Resza mengakui kalau perusahaannya membutuhkan banyak dukungan dari Pemerintah Provinsi Lampung, dan Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Sebagai bentuk kepedulian, Manajamen JungleSea menyediakan layanan ambulans yang dapat digunakan secara gratis oleh warga Kalianda dan sekitarnya. Pun dengan fasilitas klinik.

"Fasilitas ini kami hadirkan sebagai bentuk komitmen kami untuk tidak hanya menghadirkan destinasi wisata, tetapi juga memberikan manfaat nyata dalam aspek sosial dan kemanusiaan," katanya.

Resza bersama jajarannya percaya bahwa keberadaan JungleSea harus bisa memberi dampak yang luas dan berarti bagi masyarakat. Pembangunan JungleSea merupakan bentuk penghormatan dan kontribusi nyata keluarga Bakrie kepada kampung halaman tercinta, Kalianda - Lampung.

"Nilai-nilai beliau (Ahmad Bakrie) menjadi inspirasi dalam membangun proyek-proyek di daerah ini, termasuk JungleSea sebagai bagian dari diversifikasi usaha Bakrieland, sekaligus menjadi sarana rekreasi, edukasi, dan penggerak ekonomi lokal," katanya.

Reza memiliki harapan besar terhadap JungleSea yang kelak bisa meraih kesuksesan seperti di JungleLand di Sentul, serta The Jungle Waterpark di Bogor. saya bisa kita raih di Sentul dan Bogor juga di sini. Sejarah berasal dari Lampung Selatan. Menjadi sarana edukasi dan penggerak ekonomi lokal. Dapat mendukung pertumbuhan UMKM dan tenaga kerja lokal.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, mengatakan kehadiran JungleSea merupakan bagian dari momentum penting. Konsep Theme Park dianggap sebagai terobosan segar yang menghubungkan zaman lampau dengan zaman modern. Profit potensi daerah yang dikemas dengan bagus dan memiliki daya saing dalam memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat.

"Kunjungan wisata tahun 2023 domestik 13,4 juta. Tahun 2024 ada 17,8 juta, 46 persen dari Sumatera Selatan. Lampung Selatan bisa menjadi tulang punggung dari pembangunan wisata di Provinsi Lampung," katanya.

JungleSea, kata Bobby, adalah destinasi industri yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mendorong standar. Sebab, industri harus memiliki akar kuat, yakni masyarakat sekitar. Semua itu sudah dilakukan oleh JungleSea. Industri ini bisa berkolaborasi dengan masyarakat setempat sehingga ada sinergi yang bisa kita wujudkan.

"Kehadiran JungleSea sebagai babak baru yang membawa berkah dan inspirasi membangun daerah Lampung yang semakin maju. Saya berkeyakinan, Bapak Gubernur dan Bapak Bupati bakal membuat gebrakan," katanya. (*)

Iklan